NgeShare - Sebuah Permintaan

by - 10/18/2015


Ini mungkin adalah salah satu yang terjadi dari sekian banyak hal dalam kehidupan...

Di suatu hari, ada seorang anak kecil yang sedang berjalan-jalan bersama ayahnya. Di perjalanan, anak itu melihat ada penjual mainan di pinggir jalan. Lantas sewajarnya anak-anak seusianya, ia meminta kepada ayahnya untuk dibelikan mainan yang kebetulan sedang musimnya (populer) dan sangat diinginkannya. Sang ayah pun berkata, "Iya nak, sabar, tunggu bapak gajian dulu ya, nanti pasti bapak belikan." Mendengar ucapan ayahnya itu, ya sang anak kemudian merengek-rengek agar ayahnya mau membelikannya pada hari itu juga, namun dengan janji yang telah diucapkan oleh ayahnya itu, ia pun menuruti perkataan ayahnya tersebut. Dan benar saja beberapa hari kemudian setelah sang ayah gajian, ia pun dibelikan mainan yang diinginkan itu.

Di hari berikutnya, ia sedang pergi berbelanja dengan ibunya. Pada waktu berbelanja, tiba-tiba anak itu mengingat bahwa hari ulang tahunnya sebentar lagi akan tiba. Ia pun tak ragu untuk meminta sebuah hadiah dari ibunya. Ibunya pun tersenyum sambil mengiyakan permintaan anaknya tersebut, dan benar saja, sang anak pun mendapat hadiah ulang tahunnya.

Dan esoknya ketika ia sedang bermain di lapangan bersama teman-temannya, ia melihat ada pedagang jajanan yang lewat. Semua teman-temannya membeli jajanan tersebut, tetapi kecuali dia. Melihat itu, sang anak tadi pun merasa ingin membelinya juga, tetapi ia tak membawa uang sepeserpun di sakunya. Lalu ia memutuskan untuk pulang dan meminta uang kepada ayah atau ibunya untuk membeli jajan yang diinginkannya. Sampai ia merengek-rengek agar permintaannya dikabulkan. Tetapi ayahnya tidak langsung menuruti permintaan anaknya itu, sampai akhirnya anaknya marah dan menangis sejadi-jadinya. Sang ayah merasa tak tega, dan kemudian mengabulkan pemintaan anaknya demi melihatnya kembali ceria. 

Dari waktu ke waktu, anak kecil itu telah tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Sedangkan kedua orang tuanya pun mulai menua, menua dalam kegigihannya terhadap rasa cinta kepada anaknya. Hingga suatu hari, anaknya itu harus meninggalkan sejenak kedua orang tuanya. Ia harus merantau demi ilmu ataupun pekerjaan yang dia idam-idamkan sebelumnya. Di hari keberangkatannya, titiplah sebuah pesan dari yang berkata, "Nak, bapak ndak minta macam-macam dari kamu. Bapak cuma minta supaya kamu bisa menjadi orang yang lebih baik dari bapak. Maaf jika bapak ndak bisa selalu memberikan apa yang kamu inginkan . Bapak hanya bisa menyekolahkanmu."

Mendengar kata-kata itu dari sang ayah, beberapa saat kemudian anak tersebut termenung. Termenung dalam kenangan masa kecilnya. Masa di mana ia sering meminta atau merengeknya serta marah yang pernah dilakukannya terhadap ayah maupun ibunya. Ia tak pernah tahu bagaimana setiap rasa lelah yang dipikul dan diperjuangkan oleh kedua orang tuanya. Yang hanya ia tahu di masa kecil hanyala "keinginan" dan "permintaan". Di saat kini ia telah mengerti semuanya, ada rasa sesal dalam dirinya, mengapa ia dulu seperti itu. Dan ketika ia harus jauh dari ayah ibunya, mau tidak mau ia harus siap dan mampu untuk memberi rasa bangga dan bahagia kepada kedua orang tuanya.

Mungkin ada sebagian dari kita yang pernah merasakannya, dan larut dalam kenangan yang pernah ada. Antara menyesalinya atau berusaha untuk memperbaikinya. Satu hal yang pasti harus dilakukan adalah menjadikan kenangan itu sebagai titik puncak pembelajaran agar kita mampu melesat menuju harapan yang diimpikan dan memberi kebahagiaan kepada kedua orang tua yang tulus memberi rasa kasih sayang.

Via katakatagambar

Sawer


Anda suka dengan tulisan-tulisan di blog ini? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan blog ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol sawer di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

0 comments