Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat sebuah undangan dari seorang teman. Bukan undangan pernikahan, melainkan undangan untuk bergabung dengan komunitasnya. Sebuah komunitas yang fokus pada bidang kefotografian, yang pastinya beranggotakan orang-orang yang memahami dan menyukai bidang tersebut. Mendapat undangan tersebut, awalnya ada keraguan yang saya rasakan, antara iya bergabung atau tidak. Keraguan itu muncul karena saya merasa kurang percaya diri. Ya, merasa kurang percaya diri, pasalnya saya merasa masih belum begitu piawai dalam bidang fotografi, terlebih lagi saya hanya memakai kamera handphone, sedangkan orang-orang dalam komunitas tersebut pasti memakai kamera pro sebagai alat fotografi yang digunakannya. Sebelumnya banyak yang mengira jika hasil foto saya yang kebanyakan saya upload di akun instagram pribadi saya (@suryapersonal), merupakan hasil jepretan yang menggunakan kamera pro, padahal hanya memakai kamera handphone.
Saya membayangkan ketika akan bergabung dengan komunitas tersebut, orang-orang yang ada di sana, selain piawai dalam kefotografian, pasti alat yang digunakannya adalah kamera pro yang sering digunakan oleh fotografer pada umumnya, dan ternyata bayangan saya tersebut benar. Hal itu saya ketahui setelah saya beberapa kali kepo kepada teman saya tadi mengenai komunitasnya tersebut. Nyali saya untuk bergabung pun semakin menciut, hingga saya berpikir mengapa teman saya tadi ingin mengajak saya untuk bergabung dengan komunitasnya. Namun, ajakan tersebut pastinya bukan tanpa alasan. Teman saya tadi kemudian mengutarakan alasannya untuk mengajak saya bergabung, dan kemudian tersampaikanlah sebuah kalimat darinya. Kalimat yang pada akhirnya mampu untuk meluluhkan keraguan yang sedang saya rasakan.
Aku percaya dengan kemampuanmu.
Begitulah kalimat yang diucapkan oleh teman saya tadi yang kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat berikutnya yang berusaha untuk menjawab keraguan saya yang saya rasakan sebelumnya. Dia mengatakan bahwa dia percaya dengan kemampuan saya, meskipun dia telah mengetahui keterbatasan yang saya miliki yang telah saya ceritakan di atas.
Pada akhirnya keraguan saya pun runtuh oleh kepercayaan yang datang dari teman saya tersebut. Saya kemudian memutuskan untuk bergabung dengan komunitas fotografinya, dan ternyata dalam komunitas ini tidak membeda-bedakan mana yang telah mahir dengan yang masih amatir seperti saya ini. Justru dalam komunitas ini kami dapat sama-sama belajar dan saling berbagi, pastinya berbagi ilmu-ilmu atau tips mengenai fotografi. Saya merasa kagum dengan apa yang ada dalam komunitas ini, ternyata tidak seperti apa yang pernah saya bayangkan sebelumnya. Dengan bergabung dalam komunitas ini, saya dapat lebih mengerti dan memahami mengenai hal-hal apa saja yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah jepretan foto yang baik. Kemudian dari sini juga saya dapat memahami bahwa kepercayaan dapat meruntuhkan keraguan dalam diri seseorang.
Pada akhirnya keraguan saya pun runtuh oleh kepercayaan yang datang dari teman saya tersebut. Saya kemudian memutuskan untuk bergabung dengan komunitas fotografinya, dan ternyata dalam komunitas ini tidak membeda-bedakan mana yang telah mahir dengan yang masih amatir seperti saya ini. Justru dalam komunitas ini kami dapat sama-sama belajar dan saling berbagi, pastinya berbagi ilmu-ilmu atau tips mengenai fotografi. Saya merasa kagum dengan apa yang ada dalam komunitas ini, ternyata tidak seperti apa yang pernah saya bayangkan sebelumnya. Dengan bergabung dalam komunitas ini, saya dapat lebih mengerti dan memahami mengenai hal-hal apa saja yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah jepretan foto yang baik. Kemudian dari sini juga saya dapat memahami bahwa kepercayaan dapat meruntuhkan keraguan dalam diri seseorang.
Tags:
Ocehanku