“Ada waktunya pergi, tapi ada juga waktunya untuk kembali,” batin saya dalam hati sewaktu memutuskan untuk kembali login ke Facebook. Sebuah keputusan yang saya ambil setelah hampir dua tahun menghapus akun Facebook saya secara permanen. Hal itu dulu bahkan pernah saya abadikan pada video Youtube di bawah ini.
Kembalinya saya ke Facebook tentunya bukan karena rindu, bukan. Melainkan karena ada suatu keperluan yang perlu saya tunaikan di sana. Jadi, ceritanya beberapa bulan yang lalu ketika selesai bersih-bersih rumah alm. Bapak, saya menemui sekaligus menyadari kalau ternyata di sana ada beberapa barang milik saya yang sangat jarang sekali saya gunakan. Beberapa barang itu seperti sepeda gunung, monitor komputer, dan lensa kamera.
Setelah melihat beberapa barang itu, saya jadi kepikiran, “Lha kan ini jarang saya pakai, kenapa saya simpan di sini, ya? Kalau terlalu lama disimpan saja, pasti nantinya akan kotor lagi dan perlu waktu plus tenaga buat ngebersihinnya. Tapi kalau dibuang ya rasanya sayang, kan kondisinya masih bagus-bagus semua.”
Dari situ muncul niatan saya untuk memilih menjualnya, dan pilihan saya untuk menunaikan niatan itu ialah menjualnya secara daring alias online. Pada awalnya saya coba memasarkan barang-barang itu dengan mempostingnya di OLX. Kenapa saya milih OLX? Ya karena sejak dulu sampai sekarang, aplikasi atau web ini satu-satunya yang pernah saya kenali sebagai media untuk menjual barang bekas secara daring.
Selepas mempostingnya di situ, saya pun menunggu dengan harapan akan ada yang berminat untuk meminang barang-barang itu. Menunggu, menunggu, dan menunggu hingga tak terasa saya sampai lupa kalau lagi jualan barang bekas di sana (hehe…). Saya baru teringat sekitar 1 bulan setelahnya, tepatnya waktu ada notifikasi pembaruan di HP untuk mengupdate aplikasi itu. Sayang, sampai saat itu juga belum ada peminatnya, meskipun saya cek di trafiknya sudah ada beberapa akun yang meliriknya.
Di tengah-tengah kesabaran menunggu, saya bercerita kepada salah seorang kakak saya kalau saya sedang menjual beberapa barang bekas secara online. Lewat sesi cerita itu, kakak saya menyarankan saya untuk mencoba memasarkannya melalui Facebook Marketplace. Katanya di sana ramai orang-orang yang menjual dan membeli barang bekas, terutama elektronik. Mendengar saran dari kakak saya itu, saya tak buru-buru untuk memasarkannya di sana. Masih pikir-pikir.
Beberapa hari setelahnya, saya ketemu seorang kawan di angkringan. Sambil mengobrol dengannya di sana, saya juga bercerita ke kawan saya ini perihal saya yang menjual beberapa barang bekas. Barangkali dia minat dengan salah satunya. Namun, kawan saya ini justru menyarakan hal yang sama seperti saran dari kakak saya sebelumnya. “Coba jual aja di Facebook, di sana pasti laku,” ujar kawan saya ini. Kawan saya tadi juga bercerita kalau dia sering sekali membeli dan menjual barang di sana.
Mendapati dua saran yang sama itu, saya pun mencoba untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setelah merasa cukup yakin, saya akhirnya memutuskan untuk membuat akun baru di Facebook sebelum memasarkannya di sana. Begitu akun Facebook saya yang baru sudah jadi, saya pun memposting ketiga barang tersebut secara bergantian di sana.
Tak berselang lama, satu persatu barang yang saya pasarkan di sana akhirnya laku. Oiya, di sini saya pilih transaksi COD ya. Kalau mau pakai rekber sebenarnya sih, tapi kalau harus mengirimkan barangnya melalui jasa kurir, saya nggak sempat buat packingnya (hehe…). Kalau transaksi di Facebook saya cenderung lebih milih COD saja, selain praktis karena nggak perlu packing-packing, juga transaksinya jadi lebih cepat.
Dari pengalaman jualan di Facebook ini, saya jadi semakin yakin kalau platform ini masih cukup ramai penggunanya. Selain itu platform ini tidak hanya berfungsi untuk berinteraksi dengan kawan, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mencari cuan. Meskipun begitu, di platform ini menggunakannya dengan hati-hati dan juga bijak merupakan hal yang harus selalu diingat, ya. Apalagi sekarang juga masih banyak modus penipuan di Facebook, dan salah satunya seperti yang ada pada thread X/ Twitter di bawah ini.
BARUSAN BANGET hampir jadi korban transaksi segitiga.
— Abe Mac | KurasiApple (@macabemac) June 22, 2024
Jadi ceritanya orang ini datang dari Facebook. Tanpa babibu, dia minta kontak WhatsApp. Dan berlanjutlah di WhatsApp.
…
BANTU REPOST, biar lebih banyak orang yang mengenal modus transaksi segitiga. Dan semoga kita… pic.twitter.com/OecDb1Tz5t
Untuk kedepannya mungkin saya akan lebih aktif kembali di platform ini. Bukan untuk sekadar mencari hiburan, barangkali juga untuk keperluan kerjaan. Apalagi saat ini juga lagi ramai pemberitaan mengenai wacana X yang akan diblokir oleh Kominfo. Mungkin dengan kembalinya menggunakan Facebook ini bisa jadi salah satu alternatif untuk tetap bisa bersosial media kedepannya.
Oiya, barangkali kalau ada di antara kawan-kawan pembaca yang mau berteman dengan saya di Facebook, boleh banget kok nge-add saya sebagai teman di sana. Bisa klik saja di sini ya. Atau kalau ada yang mungkin penasaran terkait cara jualan barang di Facebook, saya juga sudah menuliskannya di sini, hehe…
Ok, sekiranya itulah sedikit cerita terkait kembalinya saya ke Facebook. Terima kasih ya karena sudah berkenan menyempatkan waktunya untuk mampir ke sini dan membaca postingan ini. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu mengiringimu di manapun kamu berada. Sampai jumpa lagi. 😁
Tags:
Ocehanku
iya fb masih menjadi sasaran kalau buat jualan barang
BalasHapuskalau hoki bisa dapat barang ori tapi harganya murah
kayak hp hadiah yang dijual lagi dengan harga dibawah harga asli
dan lain2
cuman kalau yang transaksi segitiga itu lagi marak
lebih hati2 aja si kalau bertransaksi
meski ada request aneh2,
dipastikan uang diterima barang baru dikasihin
ini kan biasanya yang menghubungi siapa
trus nanti ada orang lain yang disuru ketemuan sama pembeli dengan dalih ini itu
emang sekarang penipu pinter2
betul banget mas, transaksi di manapun memang harus selalu hati-hati, apalagi sekarang modus penipuan makin beragam
HapusKebetulan anak saya juga lagi jual barang elektronik bekas di FB, saya juga enggak terlalu tau market place di FB,sudah lama sekali gak main FB.
BalasHapuswah semoga lekas laku barang jualan anaknya ya mbak
Hapusoalah, sama kayak saya, kalau nggak karena buat jualan mungkin saya juga bakal gak main FB lagi 😅
Iya, bener banget. X ditutup kayanya orang bakal balik ke FB, terutama grup-grupnya. Aku gak gitu aktif di FB (cuma repost gambar/video dari Instagram aja) tapi masih gabung di grup-grup musik, kesehatan, hobi, etc gitu. Membernya asik kok, banyak yang muda-muda dan informatif. Btw, aku belum pernah coba FB marketplace. Denger-denger di saja apa aja dijual ya alias mau cari apapun pasti ada :D
BalasHapusiya mbak, aku lihat-lihat juga sekarang banyak yang aktif di FB, mungkin juga karena isu X yang mau ditutup itu ya, tapi sayangnya di FB masih lumayan banyak juga spam sama posting yang nggak jelas 😅
HapusWaaah kebetulan aku juga lagi mau jual barang bekasku biar ga numpuk di rumah.. Jadi mau coba juge heheh
BalasHapusiya mbak, bisa dicoba dulu di sana, kali aja rejeki hehe
HapusAku dulu juga ttup permanen facebook. Kemudian bikin lagi karena ada perlu untuk ads. Ya akhirnya bikin lagi.
BalasHapusAku belum pernah transaksi di fb. Tapi menurutku banyak barang menarik yang dijual di fb. Jadi fb marketplace sangat menarik untuk transaksi.
Grup di fb juga sangat menarik untuk diikuti. Fb ini platform yang sangat familier bagi kebanyakn orang.
wah keren FB ads ya mas :D
Hapusbetul mas, tapi ya tetep mesti ati-ati di sana, soalnya nggak jarang juga ada yang modus
kalau grupnya di sana memang masih banyak yang menarik mas, tapi selain itu sayangnya juga masih banyak yang nyepam di luar konteks :')