NgeShare - Semoga Ramadhanmu Menyenangkan

“Selamat menjalani awal ramadhan bersama Bapak dan Ibu, ya”, tulis saya pada sebuah pesan singkat yang saya kirimkan pada seorang kawan. Ya, seorang kawan, yang tiga hari lalu memberi kabar bahwa dirinya akan mudik sebentar di awal ramadhan ini. “Mumpung ada libur awal puasa”, ujarnya dalam pesan singkatnya.

Usai dialog ringkas melalui pesan singkat dengan kawan saya tadi saya akhiri, sejenak saya jadi teringat momen-momen ketika menjalani ramadhan bersama almarhumah Ibu dan juga almarhum Bapak. Momen yang selalu saya rindukan setiap kali ramadhan tiba.

Seperti momen ketika sahur dibangunkan oleh almh. Ibu kalau saya lupa tidak menyetel alarm. Momen saat dibangunkan sahur oleh alm. Bapak ketika alarm saya berbunyi tapi saya malah mematikan alarmnya dan justru tidur lagi karena masih ngantuk. Momen ikut almh. Ibu meracik kolak pisang andalannya. Atau momen mendengar alm. Bapak yang bertanya, “Lebaran nanti mau Bapak masakkin lontong sayur atau lontong tahu tempe?” 

Sayangnya saya harus menyadari kalau momen-momen seperti itu tak akan pernah bisa saya rasakan lagi. Dan setelah kepergian keduanya, ramadhan tiap tahunnya terasa seperti kurang meriah bagi saya. Rasanya sepi sekali. Walaupun di luar sana terdengar ramai suara anak-anak yang asyik bermain petasan.

Menjelang ramadhan pun justru bukan lagi perihal baju baru atau THR yang dipikirkan. Saya justru selalu kepikiran, “Apakah ramadhan tahun ini akan terasa sepi lagi?” atau “Apakah tahun depan masih bisa kembali menjumpai ramadhan?”

Saya sadar bahwa seharusnya saya tak perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Perihal bagaimana suasananya nanti, saya rasa itu di luar kendali saya. Mestinya setiap kali ramadhan tiba, saya harus menyambutnya dengan rasa syukur dan menjalaninya dengan baik. Ya, saya rasa seperti itu baiknya.

Ah, iya, btw selamat ramadhan, ya. Semoga ramadhanmu tahun ini tak hanya menyenangkan, tetapi juga membawa keberkahan, aamin…