Pak, rasa-rasanya baru dua hari yang lalu kita mengobrol di ruang keluarga rumah mbak seperti biasanya, sambil menonton televisi dan menjaga cucumu yang sedang lucu-lucunya. Rasa-rasanya juga baru kemarin aku menuliskan ini di sini. Sebuah rangkaian kata yang berisi tentang harapan agar engkau selalu baik-baik saja. Namun, Allah berkehendak lain, ia memanggilmu untuk pulang ke rumahNya (pada tanggal 8 September 2023).

Ya, pulang. Kepulangan yang terasa begitu cepat dan tanpa firasat. Mengejutkan setiap orang yang mengenal dan juga menyayangimu, termasuk aku. Patah hati terberat dan juga kecewa teramat sangat untuk kedua kalinya setelah kepergian ibu adalah hal yang kurasakan atas kepulanganmu. Terlebih lagi aku mengingat masih ada beberapa harap dan juga do’amu yang belum bisa terwujud, dan salah satunya adalah melihatku mengucap ijab kabul. Tapi mungkin ini adalah sebaik-baiknya takdir yang telah direncanakan oleh Allah ya, Pak.

Pak, maaf belum bisa membuat bangga dan juga membahagiakanmu. Namun, jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja dan (semoga) menjadi lebih baik nantinya. Pak, titip salam untuk ibu di sana ya. Dan bila nanti bekal pulangku sudah siap serta waktu pulangku sudah tiba, semoga kita bisa berjumpa lagi di sana. Selamat jalan, Bapak. Semoga khusnul khotimah (amin).