Beberapa minggu yang lalu, saya baru saja melihat sebuah video reels ini di Instagram. Video reels yang memperlihatkan tingkah lucu dari seorang bocah kecil alias bocil yang kala itu membuat seseorang tertawa, dan nampaknya juga menjadikan hidupnya terasa tak sepi lagi. Seseorang yang entah om atau tante dari bocil itu.

Ketika melihat video reels itu, respon pertama saya seperti halnya orang lain pada umumnya, yaitu tertawa. Tapi setelah melihatnya dan tertawa beberapa kali, saya jadi seperti bercermin dengan diri saya sendiri. Seperti halnya tulisan pada video itu, sebelumnya saya merasa hidup saya sangat sepi. Perasaan itu semakin bertambah sewaktu ibu dan juga bapak meninggal.

Namun, semenjak mengasuh Caca, perasaan sepi yang saya rasakan tak lagi terlalu berlebihan. Caca hadir di tengah-tengah kehidupan sepi yang saya rasakan, dengan tingkah lucunya yang membuat saya tertawa setiap harinya.

Foto salah satu momen kelucuan Caca. Setiap saya akan atau selesai shalat, Caca akan selalu berpose seperti ini. Mengambil selimut dan melilitkannya di badan yang mungkin diibaratkannya seperti sarung yang saya pakai, dan terbaring di lantai yang mungkin sedang menirukan saya ketika sujud. 😅

Dari sini, seakan saya disadarkan bahwa hidup saya sebenarnya tak sepi dan saya juga tak sendiri. Selain itu, masih ada sedikit kebahagiaan yang bisa saya rasakan. Dan barangkali rasa sepi yang saya rasakan selama ini muncul karena kurangnya rasa syukur. Saya jadi teringat dulu seseorang pernah berkata, “semua akan terasa baik jika kita menambahkannya dengan rasa syukur.”