NgeShare - Bertemu dan Mengutip: Buku Jika Lukamu Sedalam Laut Ikhlasmu Harus Seluas Langit

Apabila kamu sedang patah hati, terlebih lagi dikarenakan oleh cintamu yang telah memilih pergi, saya rasa buku ini bisa menjadi salah satu pereda untukmu melaluinya. Sesuai judulnya, buku ini mengajarkan pembacanya untuk menjadi pribadi yang lebih ikhlas. Ikhlas atas kepergian dan kehilangan yang tak diharapkan. Seolah-olah melalui buku ini, penulis dengan nama pena patahan.ranting ingin mengingatkan juga kepada pembaca bahwa sebesar apapun luka atau dukamu atas kepergian, jangan sampai hal itu membuatmu hilang arah.

Ngomong-ngomong soal buku ini, saya menjumpainya di tahun lalu. Di saat saya sedang merasa patah sepatah-patahnya atas kepergian seseorang. Teruntuk kamu yang sering berkunjung ke blog ini pasti tahu orang yang saya maksud.

Pertemuan saya dengan buku ini berawal dari ketertarikan saya dengan judulnya. Sekilas membaca judulnya, seakan-akan mengingatkan sekaligus mengajak saya untuk bisa lebih menerima kehilangan. Penasaran dengan isi bukunya yang saya harap bisa meredakan kegelisahan saya atas kehilangan, saya pun membelinya di tahun kemarin.

Saya baru selesai membacanya dua minggu yang lalu. Sayangnya ketika membacanya, saya baru menyadari bahwa isinya lebih banyak membahas perihal kehilangan cinta dari seseorang yang memilih pergi meninggalkan. Saya kira isinya lebih kepada kehilangan secara general, tapi ternyata perkiraan saya salah. Ah, tapi tak apa-apa. Saya tetap bisa menikmatinya dengan baik.

Saking menikmati isinya, saya pun bisa menjumpai beberapa kutipan menarik. Beberapa kutipan menarik itu saya share di bawah ini, ya:
  • “Karena sembuh hanya mampu diraih oleh orang-orang yang berani beranjak dari rasa sakitnya.” - hlm. VIII.
  • “Sebaik apa pun lengan menjaga, yang tak diizinkan tinggal pasti akan tanggal.” - hlm. 2.
  • “Kisah yang telah lalu itu mengajarkanku arti tabah dalam menunggu, arti sabar dalam mencintai, serta arti ikhlas dalam melepas pergi.” - hlm. 6.
  • “Semuanya bisa sewaktu-waktu menghilang, sekalipun sudah dijaga dengan segenap rasa sayang.” - hlm. 27.
  • “Aku tahu, perjalanan menuju ikhlas itu berat, tapi aku akan tetap menempuhnya.” - hlm. 60.
  • “Sadarilah, bahwa hatimu pun berharga untuk kamu jaga.” - hlm. 85.
  • “Apa pun yang berurusan dengan manusia, jangan pernah meletakkan harapan setinggi-tingginya.” - hlm. 95.
  • “Waktumu terlalu berharga untuk mengulang episode yang sama.” - hlm. 104.
  • “Beberapa kepergian bukanlah akhir dari segalanya, justru, terkadang itu adalah awal sebuah bahagia.” - hlm. 121.
  • “Hidup tak serta-merta berhenti hanya karena hilangnya satu orang.” - hlm. 125.
  • “Seseorang yang paling pantas kamu sayangi begitu dalam, itu adalah dirimu sendiri.” - hlm. 131.
  • “Membalas sakit dengan sakit, tidak akan membuatmu sembuh.” - hlm. 136.
  • “Jika lukamu sedalam laut, ikhlasmu harus seluas langit.” - hlm. 147.

Nah, saya kira itu sedikit cerita dan beberapa kutipan perihal buku ini. Meskipun buku ini tidak membahas kehilangan yang saya harapkan, tapi melalui buku ini juga saya bisa memaknai kehilangan dengan lebih baik. Saya rasa juga setiap perasaan kehilangan, baik itu kehilangan anggota keluarga, pasangan, hewan peliharaan, atau barang kesayangan, semuanya memiliki satu kesamaan. Ya, satu kesamaan, yaitu sama-sama didasari oleh rasa cinta.

Oiya, barangkali kalau kamu penasaran dengan isi bukunya, kamu bisa membaca review atau resensinya dulu, ya. Sudah banyak yang menulisnya di internet kok. Tapi, kalau kamu ingin membacanya langsung, bisa juga meminangnya dulu di sini. Semoga bermanfaat, ya.