Pagi tadi, usai mampir ke makam bapak dan juga ibu, saya memulai untuk menunaikan salah satu rencana lama saya. Sebuah rencana lama yang sebenarnya dulu pernah saya utarakan pada bapak. “Pak, kapan-kapan kita coba sepedaan lewat jalan raya Pitu yang tembusnya ke Ngancar, ya,” ujar saya pada bapak waktu itu. Mendengar ajakan saya itu, bapak pun menjawab, “Iya nanti kalau ada waktu luang, kita coba sepedaan lewat sana, sambil lihat jembatan barunya.”
Sayangnya, rencana sepedaan dengan bapak melalui jalan itu belum bisa terlaksana. Barulah 2 tahun setelah kepergian bapak, saya bisa menunaikan rencana sepedaan melalui jalan itu. Jalan yang sedari kecil belum pernah saya lalui dan juga jalan yang selalu membuat saya penasaran.
Ah, iya, btw untuk jarak pulang pergi melalui rute jalan itu sebenarnya tidak begitu jauh. Kalau dihitung-hitung jaraknya pulang pergi dari rumah hanya sekitar 20an kilometer. Tapi di rute itu ada tantangan yang menurut saya cukup berat, yaitu banyak tanjakkannya. Ya lumayanlah bisa membuat badan gobyos dan kaki lempoh, hehe…
Tapi hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk bisa melaluinya. Ya, meskipun pagi itu udara masih terasa dingin, ditambah lagi jalanan ditutupi kabut yang cukup tebal akibat hujan semalam. Oiya, sewaktu sepedaan melalui rute jalan rute, saya beberapa kali berhenti. Sekadar mengabadikan beberapa momen dan menikmati suasana di jalan itu. Beberapa kali juga di rute jalan itu, saya berpapasan dengan beberapa kelompok orang yang sedang bersepeda. Yang ketika melihat mereka, membuat saya kembali menyadari bahwa rute di jalan itu memang seru untuk dilalui.
Sekitar hampir dua jam saya bersepeda melalui rute jalan itu. Dari pagi yang awalnya tertutup rapat oleh kabut hingga terang diselimuti cahaya mentari. Rasa lelah mulai terasa, tapi di sisi lain rasa lega yang juga tiba ketika saya sampai di tembusan jalan Ngancar ke arah jalan Ngawi kota. Saya kemudian mengakhiri kegiatan bersepeda melalui rute jalan itu sekaligus menyelesaikan rencana lama dengan mampir ke sebuah warung tepo kecap yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah.
Selesai memesan sebungkus tepo kecap sebagai sarapan, saya lanjut pulang ke rumah. Sembari menuju ke rumah, ada perasaan lega dan juga puas. Pada akhirnya saya bisa melalui jalan itu dan pada akhirnya juga saya bisa menunaikan salah satu rencana lama yang sempat tertunda.

0 Comments
Posting Komentar