Selama menjalani kegiatan membaca sebagai salah satu sarana untuk melalui duka, saya tak pernah menyangka bisa dibuat menangis olehnya. Ya, menangis, yang saya ingat hal itu terakhir kali saya rasakan di hari berpulangnya alm. Bapak. Dari beberapa buku (yang lebih banyak novelnya), salah satu di antaranya telah sukses membuat air mata saya kembali jatuh setelah sekian lama.
Buku atau lebih tepatnya novel itu berjudul Dari Hava: Surat Kedua Belas. Novel sederhana yang berkisah perihal perjalanan perasaan yang dilalui oleh Hava dan juga Shenina. Entah kenapa novel yang saya rasa ceritanya begitu ringan itu telah berhasil menyentuh hati saya. Mungkin karena ceritanya yang menurut saya mengharukan. Mungkin juga karena beberapa kutipan di dalamnya yang saya rasa mewakili hal-hal yang sedang saya rasakan saat itu.
Saya jadi teringat bagaimana dulu bisa kepincut untuk meminang novel itu. Lagi-lagi berawal dari scroll media sosial. Menjumpai video singkat yang membahas tentangnya. Lantas melihat sepotong kutipan menarik yang ada di dalamnya.
Saya makin penasaran ingin membacanya. Berusaha mencari infonya di dunia maya. Menelusuri toko-toko online yang ada. Sayangya saat itu di beberapa toko online, novel tersebut tak lagi tersedia. Hanya bisa dijumpai di toko buku offline yang jaraknya sangat jauh dari domisili saya.
Namun, seakan berjodoh dengannya, beberapa minggu setelah pencarian pertama, saya berhasil menjumpainya. Ya, meskipun harus bersabar lagi karena waktu itu ketemunya yang sistemnya PO alias Pre Order. Tapi tak apa-apa, yang penting keinginan saya untuk membacanya bisa terlaksana.
Sekitar dua bulan novel itu pun mendarat di rumah. Dan begitu sampai, lalu selesai mengunboxingnya, saya buru-buru untuk segera membacanya. Di bagian awal, saya masih merasa biasa-biasa saja. Mulai memasuki bagian pertengahan, rasa haru mulai saya rasakan. Dan akhirnya pecah ketika menuju bagian akhir ceritanya.
Pipi saya tiba-tiba telah basah oleh air mata. Entah sejak kapan dan entah berapa lama air mata itu jatuh. Menyadari hal itu, saya menutup novelnya sesaat sebelum akhirnya meneruskan untuk membacanya lagi. Selesai membacanya, seperti halnya setelah selesai membaca buku-buku lainnya, saya sejenak berkontemplasi sembari berkata dalam hati, “Jadi, begini ya rasanya dibuat menangis oleh sebuah novel.”
_____
NB: Maaf postingan ini tidak bermaksud promosi ataupun disponsori oleh novel tersebut. Postingan ini murni hanya cerita saya perihal pertemuan saya dengan novel itu dan perasaan yang saya rasakan setelah selesai membacanya. Namun, apabila kamu merasa tertarik untuk meminangnya, kamu bisa menjumpainya pada tautan ini s.shopee.co.id/3AtJQ7Qstw . Terima kasih ^_^
wow,
BalasHapussaya sudah lama enggak baca novel
ini saya baru mulai lagi membaca
tapi membaca komik
mana enggak kelar2 lagi
wah kayaknya saya tau komik yang dimaksud & mungkin saya juga ngikutin komik tsb wkwkw
HapusNovel yang ringan tapi bisa meneteskan air mata, jadi tertarik buat membacanya.
BalasHapushehe bisa dicoba mas, mumpung stock novelnya juga masih avail
HapusWah, ini benar-benar pengalaman membaca yang mendalam! Tidak semua buku bisa menyentuh hati sampai membuat air mata jatuh tanpa sadar. Rasanya luar biasa ketika sebuah novel mampu menggugah emosi sedemikian rupa, seolah kita benar-benar ikut merasakan kisah di dalamnya.
BalasHapusbetul mas, rasanya nggak nyangka juga bisa dibikin nangis oleh sebuah buku apalagi novel, dulu sempet nggak percaya pas ada temen yang bilang kalau novel itu bisa bikin nangis, tapi sekarang pas udah ngalaminnya sendiri jadi percaya, wkwkwk
HapusSaya ada satu novel dan itu kalo membacanya selalu membuat saya menangis, judulnya tulus mencintai orang yg salah, karena ada sebagian besar ceritanya memang agak mirip"dengan kisah saya dulu, sampai sekarang novel nya belum saya selesai baca, karena pasti bakalan bikin saya mewek lagi.
BalasHapuswah itu kalau nggak salah novel karyanya boy candra ya mbak? kebetulan saya belum pernah baca novelnya, jadi penasaran sama isi novelnya :)
Hapus